Pohon kelapa
sawit terdiri dari dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk
pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohon kelapa sawit
Afrika (Elaeis guineensis), berasal
dari Afrika barat diantara Angola dan Gambia, sedangkan pohon kelapa sawit
Amerika (Elaeis oleifera), berasal
dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon.
Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta
bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila masak, bewarna merah kehitaman.
Daging buahnya padat, daging dan kulit buahnya mengandungi minyak, minyak
tersebut digunakan sebagai bahan minyak goreng sabun dan lilin. Ampasnya dapat
dimanfaatkan sebagai makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan
pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang
(Depperin, 2007).
Klasifikasi kelapa sawit Sunarko (2007):
Kerajaan : Tumbuhan
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Bangsa : Arecaceae
Marga : Elaeis
Jenis : E. guineensis
Ciri
Morfologi Kelapa Sawit
Daunnya
merupakan daun majemuk. Daun bewarna hijau tua dan pelepah bewarna sedikit
lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan
duri tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelapah
hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mongering akan
terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa. Akar serabut tanaman
kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa
akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan
aerasi (Depperin, 2007).
Bunga jantan dan betina terpisah dan
memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan
sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina
terlihat lebih besat dan mekar. Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari
hitam, ungu, hingga merahtergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol
dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Buah terdiri dari tiga lapisan:
a) Eksokarp,
bagian kulit buah bewarna kemerahan dan licin.
b) Mesoskrap,
serabut buah
c) Endoskarp,
cangkang pelindung inti
Inti
sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas
tinggi (Depperin, 2007).
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Habitat aslinya
ialah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis
(15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari
permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah
hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat
hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memengaruhi
perilaku pembungaan dan produksi buah sawit (BPTP, 2008).
Lama penyinaran
matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat
yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses
penyerbukan. Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan
subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80
cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial,
tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan
perkebunan kelapa sawit
(BPTP, 2008).