Rabu, 09 Januari 2013

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis)

Pohon kelapa sawit terdiri dari dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohon kelapa sawit Afrika (Elaeis guineensis), berasal dari Afrika barat diantara Angola dan Gambia, sedangkan pohon kelapa sawit Amerika (Elaeis oleifera), berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila masak, bewarna merah kehitaman. Daging buahnya padat, daging dan kulit buahnya mengandungi minyak, minyak tersebut digunakan sebagai bahan minyak goreng sabun dan lilin. Ampasnya dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang (Depperin, 2007).
Klasifikasi kelapa sawit Sunarko (2007):
Kerajaan   : Tumbuhan
Divisi        : Magnoliophyta
Kelas        : Liliopsida
Ordo         : Arecales
Bangsa      : Arecaceae
Marga       : Elaeis
Jenis          : E. guineensis
Ciri Morfologi Kelapa Sawit
Daunnya merupakan daun majemuk. Daun bewarna hijau tua dan pelepah bewarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mongering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi (Depperin, 2007).
            Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besat dan mekar. Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merahtergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Buah terdiri dari tiga lapisan:
a)      Eksokarp, bagian kulit buah bewarna kemerahan dan licin.
b)      Mesoskrap, serabut buah
c)      Endoskarp, cangkang pelindung inti
            Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi (Depperin, 2007).

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Habitat aslinya ialah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit (BPTP, 2008).
Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit (BPTP, 2008).